Melempar waktu
ke kotak lalu
membangun dungu
topang dagu
Pergilah bersama detik
cita dipetik
merdeka dipekik
napasmu tiada dicekik
Melempar waktu
ke kotak lalu
membangun dungu
topang dagu
Pergilah bersama detik
cita dipetik
merdeka dipekik
napasmu tiada dicekik
Nantikan aku di tepi waktu
jika jingga perlahan melekat
dan burung kembali ke sarang
jemputlah aku dengan doa
Sekarang hari pagi
biarkan aku membedah siang
merangkai kalung cinta
dari yang lampau untuk esok
kusematkan dalam dadamu
Air mataku jatuh
saat bayangmu berlalu
tentang kau yang mendahulu
tentang kecup di keningmu
dan rahim yang memberiku bayi
Nantikan aku di tepi waktu
jika jingga perlahan memekat
dan burung kembali ke sarang
jemputlah aku dengan doa.
pada lampin penuh peluh
kunarikan pena buntung
wajah muram kasar
tentang sebuah kisah
air mata kota
Air mata kota
senyum pecah buruk rupa
cermin pecah tiada sudi mengaca
tawa masam manusia
pada kota yang berantak
saudara jadi sangka
nantinya lahir angkara
air mata kota
satu pecah berserak
jadi beling di jalan kota
di pintu rumah dan jendela
hingga ke hati
sampai tiada hati
hilang hati
air mata kota
mata senyap
yang dipandang hanya biadab
waktu telah pergikan cinta
oleh manusia sia-sia
terkubur pada sebuah senja
yang bernama kelam
air mata kota
butuh satu sapu tangan
untuk keringkan lembab darah
untuk padamkan api murka
dan sembunyikan mata panah
hilangkan asap gelap di atas kota
itu sapu tangan kita
yang bernama salam
salam damai
air mata kota
tentang sebuah kisah
wajah muram kasar
kunarikan pena buntung
pada lampin penuh peluh
merah telah menjadi darah
dan putih itu jadi ternoda
yang tumpah di mata mereka yang meringis
dan tergusur dari peradaban
perjuangan tinggal serpihan reruntuhan
ada saksi buat kita
kita yang tidak tuli, tidak tinggal diam
yang terapung di Muara Karang
yang tergusur di Bantaran Gebang
yang terendam di Kampung Melayu
ini cuma seberapa saksi
yang menangisi sunyinya geliat kesatuan
yang berharap bendera terkibar
tidak terampas
tidak terhempas
ke puing reruntuhan
luruskan tangan yang dirapatkan
berbuatlah dengan belarasa
dan mau yang kuat
untuk melahirkan kembali buat kita
sesuatu yang sudah lupa
roh yang bisa menjiwa
yang lahir dari genesis penuh derita
dijaga dengan penuh perjuangan
dan dikibarkan bair tetap merdeka
untukmu
untukku
untuk kita
Hidup ini seperti berkelebat saja
Kadang malam aku hilang
Siang aku tiada
Entah ke mana
Arah pikiranku tidak jelas
Ingin jatuh
Ditimpa umur setengah matang